This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Minggu, 04 November 2012

Pemuda Provokatif Proaktif

Eitss, jangan negatif dulu lihat kata provokatif?  Mari kita lihat dulu yang satu ini...
Provokatif merupakan kata sifat yang mempunyai arti merangsang untuk bertindak.  Nah sebagaimana judul di atas, menjadi pemuda provokatif (terlepas dari kata bersifat menghasut) memiliki arti menjadi pemuda yang selalu merangsang diri maupun orang lain untuk bertindak terhadap sesuatu yang proaktif (lihat judul, red).
Sedangkan sikap proaktif adalah sikap seseorang yang mampu membuat pilihan dikala mendapatkan rangsangan (stimulus) tersebut. Proaktif merupakan kebalikan reaktif. Bila reaktif tidak mampu memilih respon, maka proaktif adalah kemampuan seseorang untuk memilih respon.   Akhir tahun 80 an Stephen Covey, penulis Seven Habits of Highly Effective People, membuat istilah baru sebagai lawan dari sikap reaktif ini, yaitu sikap “proaktif”. Istilah ini kemudian menjadi sangat populer di seluruh dunia.  Menurut Covey, seseorang yang bersikap proaktif mampu memberi jeda antara datangnya stimulus dengan keputusan untuk memberi respon. Pada saat jeda tersebut seseorang yang proaktif dapat membuat pilihan dan mengambil respon yang dipandang terbaik bagi dirinya. Proaktif dia definisikan sebagai “kemampuan memilih respon”.  Oleh karena itu menjadi pemuda yang provokatif proaktif itu dibutuhkan  ya?
Selanjutnya apa yang terjadi dengan pemuda muslim di dunia, khususnya di Indonesia yang mainannya saja serba digital dan high tech.  Pemuda mulai kehilangan insting provokatif proaktif yang seharusnya ada dalam diri mereka.  Tentunya dengan keimanan yang terus dirawat tersebut akan sangat membantu membangun kepribadian seorang pemuda menjadi jauh lebih baik. 
Pemuda Muslim perlu memupuk dirinya dengan idealisme yang Islami. Secara terminologi Idealisme adalah aliran yang menjunjung tinggi ide. Secara definisi idealisme adalah aliran yang mengutamakan ide-ide sebagai landasan kehidupan seseorang. kita mengetahui bahwa idealisme itu memiliki cirri khas, yaitu ide. ketika Ide itu berasal dari manusia, maka sudah jelas ide tersebut memiliki batasan karena kapasitas manusia dalam menggagas ide itu sangat terbatas juga. Maka umat Islam sebenarnya memiliki keunggulan, yaitu karena umat Islam punya sumber ide yang tidak memiliki batas yang kita semua umat Islam meyakini hal tersebut. Sumber ide tersebut adalah Al Qur’an dan hadits. Ketika idealisme itu bersumber pada sumber yang tidak memiliki batas, maka dapat dipastikan kesempurnaan dari idealisme itu.  Penulis membahasakan idealisme ini sebagai idealisme yang islami dimana pemuda wajib berpegang teguh terhadap idealisme yang islami itu.

Karakter pemuda muslim masih kurang jika hanya berpedoman pada dua karakter sebelumnya apalagi karakter untuk pemuda muslim yang menginginkan perubahan. Karakter selanjutnya yang diperlukan oleh pribadi muslim adalah memiliki visi atau tujuan hidup yang jauh ke depan. Visi ini lah yang nantinya akan menjadi sebuah peristiwa baru yang akan dicantumkan ke dalam buku sejarah peradaban dunia.

Dan jika kesemua karakter itu sudah dimiliki pemuda muslim, maka kesemuanya itu harus dibalut dengan ikatan yang bernama istiqamah. Agar kekuatan karakter itu kokoh dan kuat. Mampu bertahan ketika ada yang ingin menggoyangkannya atau mengubahnya. Karakter ini juga lah yang mampu membuat pemuda muslim itu mampu menjaga semangat pemuda, walau ia dicaci, dimaki, atau dijatuhkan sekalipun. Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam pun pernah berpesan kepada salah satu sahabatnya tentang sifat ini. Dari Abu Sufyan bin Abdillah Radhiallahu ‘anhu berkata: Aku telah berkata, “wahai Rasulullah katakanlah kepadaku pesan dalam Islam sehingga aku tidak perlu berkata pada orang lain selain engkau. Rasul menjawab, “katakanlah aku telah beriman kepada Allah kemudian beristiqamahlah”.
Sehingga ketika Pemuda muslim saat ini memiliki karakter-karakter yang tersebut di atas, maka seperti itulah cerminan pribadi pemuda muslim. Karakter-karakter tersebut tidak mutlak, tetapi hal tersebut merupakan karakter yang dominan yang seharusnya dimiliki pemuda muslim saat ini.  Wallahu a’lam bisshawab

Khaulah binti Azur “The Black Rider”

Ksatria Berkuda Hitam! Sebuah julukan yang pantas diberikan Khaulah binti Azur. Khaulah binti Azur adalah adik seorang anggota ABI (Angkatan Bersenjata Islam). Dan dia sendiri merupakan anggota barisan kavaleri dari para wanita yang menjadi tentara Islam. Namun sebelum kepribadiannya itu terbentuk, Dhirara, seorang kakaknya yang telah mendahului menjadi tentara Islam itu selalu bercerita mengenai berbagai kemenangan yang berhasil diraih oleh Tentara Islam dalam berbagai peperangan melawan musuh-musuh mereka. Ketika mendengar cerita-cerita kakaknya ini, hati Khaulah seakan tak dapat ditahan untuk segera ikut ke medan perang, ikut bertempur di gelanggang pertempuran demi menegakkan kalimat Allah.
Dalam salah satu peperangan melawan pasukan kafir Romawi di bawah kepemimpinan Panglima Khalid bin Walid, diriwayatkan, tiba-tiba saja muncul seorang penunggang kuda berbalut pakaian serba hitam yang dengan tangkas memacu kudanya ke tengah-tengah medan pertempuran. Bagai singa lapar yang siap menerkam, sosok berkuda itu mengibas-ngibaskan pedangnya dan dalam waktu singkat menumbangkan tiga orang musuh.
Panglima Khalid bin Walid serta seluruh pasukannya tercengang melihat ketangkasan sosok berbaju hitam itu. Mereka bertanya-tanya siapakah pejuang tersebut yang tertutup rapat seluruh tubuhnya dan hanya terlihat kedua matanya saja itu. Untuk menjawab rasa penasaran di tengah medan perang, kuda Khalid diikuti pejuang yang lain mendekati posisi Khaulah. “Demi Allah yang telah melindungi seorang pejuang yang berani membela agama-Nya dan menentang kaum musyrik. Tolong buka wajahmu!” teriak Khalid.
Khaulah belum mau menjawab pertanyaan pimpinan perang karena masih banyak musuh yang harus dihadapinya. Khalid mengejar, lalu mengulangi pertanyaannya. Khaulah pun menjawab, “Aku Khaulah binti Azur. Aku melihat kakakku, Dhirara, tertangkap. Aku datang untuk menolongnya, membebaskan kakakku yang berperang di jalan Allah.”
Semangat jihad pasukan Muslimin pun terbakar kembali begitu mengetahui bahwaThe Black Rider, si penunggang kuda berbaju hitam itu adalah seorang wanita!
Kehadiran Khaulah di medan perang andil memenangkan perjuangan tentara Islam. Tapi, bagaimana nasib kakaknya karena sampai akhir peperangan keberadannya belum diketahui.
Teka-teki itu pun terjawab setelah Romawi mengajak damai. Dhirara ditawan di Homs, karena telah membunuh anak raja dan banyak tentara Romawi.
Khaulah tidak mau tinggal diam. Ia memohon kepada pimpinan perang untuk bergabung membebaskan kakaknya. Khaulah pun kembali berlaga di medan perang dengan jubah serba tertutup. Gema takbir dan keyakinan kuat akan pertolongan Allah berhasil menyelamat kan Dhirara.
 Keberanian Khaulah kembali teruji ketika dia dan beberapa mujahidah tertawan musuh dalam peperangan Sahura. Mereka dikurung dan dikawal ketat selama beberapa hari. Walaupun agak mustahil untuk melepaskan diri, namun Khaulah tidak mau menyerah dan terus menyemangati sahabat-sahabatnya. Katanya, “Kalian yang berjuang di jalan Allah, apakah kalian mau menjadi tukang pijit orang-orang Romawi? Mau menjadi budak orang-orang kafir? Di mana harga diri kalian sebagai pejuang yang ingin mendapatkan surga Allah? Dimana kehormatan kalian sebagai Muslimah? Lebih baik kita mati daripada menjadi budak orang-orang Romawi!”
Demikianlah Khaulah terus membakar semangat para Muslimah sampai mereka pun bulat tekad melawan tentara musuh yang mengawal mereka. Rela mereka mati syahid jika gagal melarikan diri. “Janganlah saudari sekali-kali gentar dan takut. Patahkan tombak mereka, hancurkan pedang mereka, perbanyak takbir serta kuatkan hati. Insya Allah pertolongan Allah sudah dekat.”
Dikisahkan bahwa akhirnya, karena keyakinan mereka, Khaulah dan kawan-kawannya berhasil melarikan diri dari kurungan musuh!
So, sekarang BANGUNLAH!!! Muslimat sekalian, mengapa masih lena di siang hari? Keyakinan dan keberanian Khaulah mesti dicontohi ketika berjuang ditengah masyarakat menentang arus jahiliah. Akhawat sekalian, sedarlah bahawa sudah tiba waktunya untuk kita meningkatkan lagi keberanian dan keyakinan dalam menentang segala kemaksiatan yang melibatkan kaum wanita hari ini.

Wawancara Ekslusif


Bersama Ustadz Wahyu Iwa Sumantri

Oleh: Muslimah Zahro
 
 1. Seperti Apakah sosok pemuda yang proaktif dan produktif ?
 kalau ditanya tentang pemuda, orang seringkali mengidentifikasi adalah  orang yang berusia dibawah 30 thn. Dan seringkali dinisbahkan kepada golongan yang belum menikah, kalau sudah menikah ia tidak tergolong pemuda lagi walaupun usianya masih tergolong muda,  ini tentu tergantung kepada sisi yang dipakai dalam menilai atau mendefinisikan seorang pemuda.
Jika bicara tentang pemuda maka tidak bisa dilepaskan dari pemudi, padahal antara pemuda dan pemudi memiliki fungsi, derajat, dan juga hal yang bisa dilakukan secara spesifik. Satu dengan yang lain harus mengetahui perannya. Ada dua hal yan harus disadari sebelum melangkah menjadi pemuda yang proaktif, yaitu:
1)      Menyadari identitas dirinya, jika ia menyadari bahwa dirinya sebagai seorang pemuda, tentu dengan sendirinya ia memahami punya tanggung jawab. Ketika ia melihat ada orang-orang di bawahnya maka ia memposisikan dirinya sebagai seorang  kakak.
2)      Menyadari ada orang-orang yang di atas usianya yang harus dihormati, maka ia harus menempatkan diri untuk mengikuti jejak pendahulunya. Yaitu orang yang masih hidup di zamannya atau orang yang sudah berlalu atau meninggal, tetapi mereka menunjukkan satu keteladanan. Tentu dengan menyadari posisi dirinya ia akan semakin berperan menjadi proaktif, ia harus bisa menjadi teladan bagi adik-adiknya. Dimanapun kita berada, kita menjadikan diri sebagai sentral perubahan menuju perbaikan pada keadaan yang lebih baik. Ketika menempatkan diri sebagaiorang yang lebih muda, maka kita harus mempersiapkan diri, mensupport, memberikan dukungan serta pencerahan.
Pada umumnya pemuda memiliki energi yang luar biasa. Pada tingkat proaktif tidak  menunggu diberinya tanggung jawab oleh siapapun tetapi ia sertamerta dengan otomatis  memerankan fungsinya sebagai pemuda.
Jika berbicara tentang produktif,  tentu mempunyai ukuran-ukuran dan batasan. Jika pemuda itu adalah seorang mahasiswa, maka ukuran produktifnya adalah lulus S-1 sebelum empat tahun, itu salah satu contoh produktif. Contoh lainnya ketika tahapan-tahapan penimbaan ilmu menuju seorang profesional, misalnya seorang mahasiswa/i  kita ukur pada semester pertama mungkin dia belum bisa apa-apa, ukurannya yaitu bertambahnya ilmu dasar. Namun ketika menginjak semester ke-2 maka tidak selayaknya lagi sama seperti semester pertama, ada ukuran peningkatan sesuatu yang didapat dalam kecakapan teknis sesuai dengan profesi yang sekarang digeluti  misalnya menjadi seorang jurnalis maka ukurannya yaitu pada kemampuan menulis. Jika pada semester pertama belum bisa menulis apa-apa, maka semester ke-2 minimal satu bulan satu tulisan. Maka pada semester dua, harus mampu memproduksikan enam tulisan. Dan pada semester ke-3 ia mampu melahirkan satu tulisan per-pekan dan seterusnya.  Maka produktifnya pemuda pada usia dan statusnya sebagai mahasiswa meningkat. Itulah yang dinamakan produktif, tergantung dari sisi mana, status apa, dan profesi apa yang diukur. 
2. Apakah sifat Proaktif dan Produktif merupakan sifat pembawaan (talenta) ataukah ia lahir melalui pembentukkan?
 Semua itu benar, ada yang  Allah berikan talenta alami, ketika mengamati sesuatu ia langsung bisa menulis puisi. Apalagi ketika jatuh cinta, itu paling mudah menggerakkan seseorang untuk menuliskan perasaannya. Nah, bagaimana mengkondisikan setiap momentum sesuai dengan intinya sehingga memudahkan ia  merespon menjadi sebuah produk. Setiap manusia mempunyai talenta dasar untuk memproduksi sesuatu yang bersumber dari suara hatinya. Sedang teori penulis yang mengatakan ,” Tulislah apa yang ada di hatimu, dan tulislah apa yang ada di pikiranmu serta jangan ragu buatlah dengan kalimatmu sendiri ”. ketika kita berhadapan dengan ukuran-ukuran nilai apakah sebuah tulisan itu berkualitas dalam arti hanya tingkat lokal atau nasional dan lain sebagainya, maka di sinilah kita memerlukan pembelajaran.  Talenta tidak akan memenuhi syarat itu kecuali dengan proses yang tidak mudah, pendidikan formal itulah yang akan menuntun kita pada kapasitasnya.
3. Bagaimanakah cara membentuk pemuda yang proaktif dan produktif ?
cara membentuknya bisa dengan formal dan non-formal, non-formal yaitu melatih apa yang ada didalam hati kemudian ditulis ,dikirimkan, ditempel sendiri, dan menjadi kreatifitas, hingga orang lain dapat menilai. Sedangkan secara formal yaitu melalui lembaga pendidikan.

Kiprah dan Cermin Pemuda Sukses

Generasi pemuda, generasi penerus masa depan pelanjut tongkat estafet perjuangan yang lebih segar dan kuat sebagai harapan umat di masa depan dalam bertanggungjawab pengganti yang tua mengemban amanat dan tugas-tugasnya. Pemuda harus memiliki karakter dan memiliki ciri-ciri sebagai pemuda yang memiliki perubahan, semangat dan kemandirian.
Probelamatika remaja di jaman modern ini termasuk masalah penting yang dihadapi semua masyarakat di dunia, baik masyarakat muslim maupun non muslim. Hal ini dikarenakan para pemuda dalam masa pertumbuhan fisik maupun mental, banyak mengalami gejolak dalam pikiran maupun jiwa mereka, yang sering menyebabkan mereka mengalami keguncangan dalam hidup dan mereka berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari berbagai masalah tersebut.
Sesungguhnya sebab-sebab (yang mendukung terjadinya) penyimpangan dan problem (di kalangan) para pemuda sangat banyak dan bermacam-macam, karena manusia di masa remaja akan mengalami pertumbuhan besar tubuh, pikiran dan akal. Di antara sebab-sebab penting yang mendukung terjadinya penyimpangan akhlak para pemuda tersebut adalah waktu, pergaulan, lingkungan, ilmu dan agama yang lemah.
Masa muda adalah waktu produktif untuk berprestasi, dan ia akan ditanya dihadapan Allah kelak di hari kiamat tentang masa mudanya. “ Seorang  anak adam sebelum menggerakkan kakinya pada hari kiamat akan ditanya tentang lima perkara: tentang umurnya untuk apa dihabiskannya, tentang masa mudanya, tentang hartanya, dari sumber mana dia peroleh dan dalam hal apa dia membelanjakannya, dan tentang ilmunya, mana yang dia amalkan” (HR. Ahmad)
Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, “Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya…Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah.
  Jadilah pemuda yang sukses dan unggul karena sukses adalah suatu impian atau tujuan yang kita inginkan telah tercapai dengan usaha dan kerja keras yang dijalani dalam hidupnya dalam mencapai kesuksesan dan keinginan tersebut berupa hal yang positif baik untuk diri sendiri dan orang lain.  Seseorang disebut sukses apabila kesuksesan itu bermanfaat bagi orang lain disekitar kita, kesuksesan itu tidak hanya berupa materi, tapi kesuksesan itu bisa berupa non materi, kesuksesan seorang pemuda dijalani dengan keberanian untuk berinisiatif, tepat waktu, menjalin pergaulan yang simpati, mengatasi kegagalan, positif thinking, bekerja lebih efektif, berani menanggung resiko dan lainnya. (Jamilah)

The Nine Unknown Men, Perkumpulan rahasia tertua di dunia

Setiap orang yang mengikuti perkembangan dunia konspirasi dan perkumpulan rahasia pasti mengenal Freemasonry, perkumpulan rahasia yang dianggap terbesar dan paling berkuasa di dunia. Soal terbesar di dunia memang benar, tapi soal paling berkuasa di dunia, tunggu dulu. Di tulisan ini, saya akan menceritakan mengenai perkumpulan rahasia yang akan membuat Freemasonry dan New World Ordernya terlihat seperti sekumpulan bocah playgroup. Yang saya maksud adalah perkumpulan The Nine Unknown Men❠atau Sembilan Pria Tak Dikenal.
Di kalangan para penganut teori konspirasi, The Nine Unknown Men disebut sebagai perkumpulan rahasia tertua dan paling berkuasa di dunia. Perkumpulan ini pertama kali didirikan oleh raja Asoka dari India yang legendaris (273 SM). Ini berarti usia perkumpulan ini sudah lebih dari 2.000 tahun. 
Tidak ada yang mengetahui dengan pasti apakah perkumpulan rahasia ini benar-benar ada atau tidak. Karena itu, status keberadaannya sama dengan status keberadaan kerajaan Shambhala yang pernah saya tulis sebelumnya, yaitu cenderung mitos. Walaupun begitu, beberapa organisasi penganut ajaran esoterik seperti teosofi percaya bahwa perkumpulan ini benar-benar ada dan bekerja secara diam-diam untuk menyelamatkan umat manusia. Konon, saking hebatnya perkumpulan ini, kita mungkin bisa menyebut mereka dengan sebutan The League of Extra Ordinary Gentlemen.
Kisah perkumpulan rahasia ini pada awalnya hanya beredar dari mulut ke mulut secara turun temurun. Lalu pada abad ke-19 dimunculkan ke permukaan oleh tulisan Louis Jacolliot dan Talbot Mundy. Pada tahun 1960, Louis Pauwels dan Jacques Bergier juga mengangkat mengenainya di buku mereka yang berjudulMorning of the Magicians. Dalam kultur yang lebih populer, Perkumpulan rahasia ini mengilhami pembuatan serial populer Heroes (dengan tokoh-tokohnya seperti Sylar, Hiro Nakamura, Peter Petrelli). Ini diakui oleh penulis dan produsernya.
Seperti yang sudah kita pelajari dari buku sejarah di sekolah, raja Asoka adalah raja dari wilayah India yang berasal dari dinasti Maurya dan juga cucu dari Chandragupta yang pertama kali menyatukan seluruh India. Dari kota Magada, ia memimpin kerajaannya menaklukan banyak wilayah di dunia.
Sebagai seorang raja yang masih muda, ia memiliki ambisi yang besar seperti leluhurnya. Salah satu bukti ambisinya adalah penaklukkan kerajaan Kalinga.
Untuk edisi kali ini saya cukupkan dulu ya kawan, kalau masih penasaran tunggu edisi depan  ^_^

Berislamlah Dan Ekspresikan Islammu!

Ekspreis Kambing Ganteng
Entah apa yang tengah terjadi dengan Zaenab. Ia mulai merubah gaya berpakaiannya. Kerudung besar kini sudah tak lagi menghiasi kepalanya. Bahkan hampir saja kerudung mungil dan tipis yang kini melilit lehernya justru memperlihatkan dengan jelas lekuk leher dan pundaknya. Warna pakainnya pun kini berwarna-warni, meriah dan ceria seceria tingkah dan gelak tawanya. Zaenab yang dulu dikenal sebagai muslimah pendiam, santun dan pemalu saat bertemu dengan lawan jenis telah berubah menjadi sosok gadis yang ceriwis, jail dan berani bercanda ria dengan lawan jenis. Bahkan tak hanya dirinya yang mulai berubah, namanya pun berubah menjadi Zee Jik Su, seperti nama artis korea yang kini tengah digandrungi remaja.
Sejak duduk di bangku kuliah, Zaenab yang mantan aktivis rohis di SMA, rupanya terpengaruh dengan pergaulan negatif para mahasiswa. Pergaulan dengan teman-teman kampus yang serba gaul dan glamour membuatnya harus ber’adaptasi’ mengikuti gaya mereka. Dari mulai model berpakaian, gaya bicara hingga tingkah lakunya sudah mulai ke korea-koreaan atau kebarat-baratan.
Zaenab bukanlah satu-satunya remaja muslimah yang mulai kehilangan identitas keislamannya dan beralih latah mengikuti gaya hidup barat ataupun korea. Di sana masih banyak lagi zaenab-zaenab yang lain. Mereka adalah para korban perang budaya yang dilancarkan oleh Barat ke dalam tubuh umat Islam melalui senjata media. Tujuannya jelas merusak akhlak generasi muslim dan menjauhkan mereka dari agama Islam.
Apa yang menimpa zaenab dan kawan-kawan sejenisnya sebenarnya tak perlu terjadi jika para pemuda muslim memiliki dasar afiliasi keIslaman yang kuat dan kekuatan imannya tersebut menemukan tempatnya dalam komunitas yang mendukung. Dalam hal ini, seorang muslim harus mulai mempertanyakan kembali mengapa dia memeluk Islam dan bagaimana seharusnya dia mengaktualisasikan keislamannya.
Seorang muslim/ah harus mengetahui dengan baik basis identitasnya dan elemen-elemen yang membentuk kepribadian individulanya sebagai muslim. Sehingga jika memiliki kekuatan dan jari diri, dengan sendirinya akan menghadirkan imunitas yang kuat ketika bergaul dan berinteraksi dengan budaya-budaya lain. Dengan kekuatan imunitas inilah seorang muslim/ah dapat memilah mana yang harus diambil untuk kemudian diberikan pada umat dan mana yang harus dibuang untuk menjaga identitas umat.
Imunitas itu tentu hanya mungkin tumbuh dan terjaga ketika seorang muslim/ah memahami dengan betul ajaran Islam sebagai basis identitas. Untuk itu, Ia harus terus terlibat aktif dalam aktifitas Islami dan berada dalam lingkungan Islami. Aktif mengikuti kajian-kajian Islami dan bergaul dengan sesama aktifis muslim. Dalam tahap inilah dia berusaha membentuk kembali dasar afilisinya dalam Islam.
Namun seorang muslim/ah tidak hanya dituntut untuk menjadi shalih secara pribadi. Ia harus bergerak lebih maju menuju tahap shalih secara sosial dengan mengaktualisasikan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Setiap kata yang keluar dari lisan harus menjadi wujud keIslamannya. Begitu juga dengan sikap, tingkah laku dan cara berpakaiannya harus merupakan  ekspresi kecintaannya akan Islam.
Pada dasarnya ketika seorang menjadi muslim/ah, maka semua perangkat yang melekat dalam tubuhnya adalah alat untuk mendakwahkan Islam. Lisannya, perilakunya dan pakaiannya adalah daya tarik dakwah Islam. Untuk itu setiap muslim harus berpikir dalam kerangka da’i.
Siapapun yang berbicara dengannya, mendengarkannya dan melihatnya akan mendapatkan pancaran keIslaman. Yang lemah imannya akan kuat ketika bertemu dengannya. Yang kuat imannya akan semakin kuat bersamanya. Bahkan yang belum tersentuh hidayah Islam akan memeluk Islam saat bergaul dengannya.
Untuk itu alangkah indahnya ketika sebuah lingkungan dakwah tumbuh dalam komunitas kita. Dengan membangun kembali afiliasi kita dalam beragama akan menguatkan ‘aqidah kita sehingga kita tidak malu mengeksrepsikan Islam atau latah menggandrungi budaya non Islam. Dan dengan menciptakan ekspresi keIslaman diantara kita semakin menguatkan terbentuknya keshalihan pribadi dan keshalihan kolektif. Mari kita mulai berIslam dengan benar lalu mengekspresikannya.

(Taufiqur Rahman)

Perlu ‘Kompres’ untuk Demam Korea

Oleh: Rina Asrina
Masyarakat terutama remaja Indonesia rela mengantri satu hari satu malam demi mendapatkan tiket konser boyband Korea yang harganya mencapai 2 juta rupiah. Mmm... Ada apa dengan Korea?
Hallyu atau demam Korea telah menjadi  virus yang merajalela dan menginfeksi Indonesia sejak 2002 lalu.  Budaya populer Korea ini telah menjadi kiblat tersendiri bagi masyarakat terutama remaja Indonesia yang mulai mengikuti semua trend yang datang dari negeri kimchi ini.  Mulai dari makanan, film, lagu, fashion sampai boy band yang datang dari Korea seolah datang dari syurga dan diburu di mana saja.  Bahkan, masyarakat pun mulai menginjeksi dan menduplikasi diri dengan gaya maupun style Korea dalam kehidupan sehari-hari.
Drama Korea merupakan penyebab dari mulainya Hallyu di berbagai Negara.  Berbagai stasiun televisi di Indonesia mulai menyiarkan drama yang datang dari negara semenanjung Asia tersebut.  Dan wabah demam pun mulai menyebar.
Wabah ini selanjutnya menyuntik penggemarnya dengan musik, sehingga lagu-lagu yang dibawakan penyanyi korea (dikenal dengan K-pop) menjadi booming dan mendapatkan tempat pertama di hati Indonesia.  Selanjutnya masyarakat mulai mengikuti gaya-gaya tersebut sehingga menjadikan wabah semakin tak terbendung.  Indonesia pun menjadi syurga strategis bagi artis korea untuk menggelar konsernya, rakyat pun terbius dan rela antri berhari-hari dan berlomba ‘membuang’ uang saku mereka.  Yang perlu diherankan, darimana para remaja dari kalangan menengah ke bawah ini mendapatkan kocek mahal demi menonton konser-konser itu?
Rupanya wabah demam korea ini kemudian berdampak pada pariwisata. Lokasi syuting drama korea yang terkenal menjadi obyek pariwisata yang digemari para turis untuk dikunjungi. Tentu dengan semakin banyak turis yang mendatangi korea selain berimplikasi terhadap bertambahnya devisa negara juga dapat sekaligus lebih mendekatkan secara emosional antara korea dengan turis. Akan lebih banyak orang yang merasa dekat dengan negara korea dan pelan-pelan akan memunculkan rasa sense of belonging.  Siapa yang gajah siapa yang tikus?
Tentunya  kita harus bertanya kembali telah sampai di mana iman kita?
Sebenarnya jika dilihat dari segi yang lebih luas, demam korea maupun k-pop ini telah merugikan banyak hal bagi rakyat Indonesia yang mayoritas adalah muslim.  Pertama, masyarakat Indonesia terkenal dengan budaya timur yang santun, gotong royong, dan sebagainya.  Jika budaya populer seperti demam korea ini muncul tentunya akan merusak segi-segi itu secara perlahan, dan sudah terjadi dengan  melihat kondisi remaja jaman sekarang yang lebih senang nonton konser bersama teman-temannya daripada berkumpul bersama keluarga atau melakukan kegiatan positif dalam kancah sosial.  Kedua, demam ini telah membuat iman remaja semakin tak terarah sebagai muslim yang  pada akhirnya akan menimbulkan dilema tersendiri bagi remaja tersebut.  Karena sebagai muslim kita harus menjaga semua sisi kehidupan kita dari berbagai hal subhat maupun haram. Dan deskontruksi keimanan pun akan dan sedang terjadi.  Ketiga, akhlak umat yang terkikis dari budaya-budaya non muslim telah benar-benar sedang terjadi.  Dan ketiga hal dari sekian banyak kerugian ini harus ditanggung oleh seluruh umat Islam yang ada di Indonesia.  Apa yang akan terjadi pada generasi memang harus diperhatikan, dan Allah telah benar-benar memfirmankan “Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.” (An Nisa: 138-140) selanjutnya Allah juga telah memperingatkan kita, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu).” (QS: Al-Nisaa’. 144).
Menurut Ibn Katsir , yang dimaksud dengan lafadz “auliya’” itu bermakna penolong, kekasih, teman akrab, pemimpin dan idola. Adanya rasa simpatik dan empatik dalam hati karena menjadikan penolong, kekasih, teman akrab, pemimpin dan idola ghairul muslim, bisa menyebabkan lunturnya iman seseorang dan bisa mengkonversi dari mukmin menjadi munafiq.   Maukah kita disebut sebagai golongan munafik itu? Na’udzubillah himindzalik. Allahu’alam bisshawwab

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More