Bersama Ustadz Wahyu Iwa Sumantri
Oleh: Muslimah Zahro
1. Seperti Apakah sosok pemuda yang proaktif
dan produktif ?
kalau ditanya tentang pemuda, orang seringkali
mengidentifikasi adalah orang yang berusia
dibawah 30 thn. Dan seringkali dinisbahkan kepada golongan yang belum menikah,
kalau sudah menikah ia tidak tergolong pemuda lagi walaupun usianya masih
tergolong muda, ini tentu tergantung kepada
sisi yang dipakai dalam menilai atau mendefinisikan seorang pemuda.
Jika
bicara tentang pemuda maka tidak bisa dilepaskan dari pemudi, padahal antara
pemuda dan pemudi memiliki fungsi, derajat, dan juga hal yang bisa dilakukan
secara spesifik. Satu dengan yang lain harus mengetahui perannya. Ada dua hal
yan harus disadari sebelum melangkah menjadi pemuda yang proaktif, yaitu:
1)
Menyadari identitas
dirinya, jika ia menyadari bahwa dirinya sebagai seorang pemuda, tentu dengan
sendirinya ia memahami punya tanggung jawab. Ketika ia melihat ada orang-orang
di bawahnya maka ia memposisikan
dirinya sebagai seorang kakak.
2)
Menyadari ada orang-orang
yang di atas usianya yang harus dihormati, maka ia harus menempatkan diri untuk
mengikuti jejak pendahulunya. Yaitu orang yang masih hidup di zamannya atau
orang yang sudah berlalu atau meninggal, tetapi mereka menunjukkan satu
keteladanan. Tentu dengan menyadari posisi dirinya ia akan semakin berperan
menjadi proaktif, ia harus bisa menjadi teladan bagi adik-adiknya. Dimanapun
kita berada, kita menjadikan diri sebagai sentral perubahan menuju perbaikan
pada keadaan yang lebih baik. Ketika menempatkan diri sebagaiorang yang lebih
muda, maka kita harus mempersiapkan diri, mensupport, memberikan dukungan serta
pencerahan.
Pada
umumnya pemuda memiliki energi yang luar biasa. Pada tingkat proaktif tidak menunggu diberinya tanggung jawab oleh
siapapun tetapi ia sertamerta dengan otomatis
memerankan fungsinya sebagai pemuda.
Jika
berbicara tentang produktif, tentu mempunyai
ukuran-ukuran dan batasan. Jika pemuda itu adalah seorang mahasiswa, maka ukuran
produktifnya adalah lulus S-1 sebelum empat tahun, itu salah satu contoh produktif.
Contoh lainnya ketika tahapan-tahapan penimbaan ilmu menuju seorang
profesional, misalnya seorang mahasiswa/i
kita ukur pada semester pertama mungkin dia belum bisa apa-apa,
ukurannya yaitu bertambahnya ilmu dasar. Namun ketika menginjak semester ke-2
maka tidak selayaknya lagi sama seperti semester pertama, ada ukuran
peningkatan sesuatu yang didapat dalam kecakapan teknis sesuai dengan profesi
yang sekarang digeluti misalnya menjadi
seorang jurnalis maka ukurannya yaitu pada kemampuan menulis. Jika pada
semester pertama belum bisa menulis apa-apa, maka semester ke-2 minimal satu
bulan satu tulisan. Maka pada semester dua, harus mampu memproduksikan enam
tulisan. Dan pada semester ke-3 ia mampu melahirkan satu tulisan per-pekan dan
seterusnya. Maka produktifnya pemuda
pada usia dan statusnya sebagai mahasiswa meningkat. Itulah yang dinamakan
produktif, tergantung dari sisi mana, status apa, dan profesi apa yang diukur.
2. Apakah sifat Proaktif dan Produktif merupakan sifat
pembawaan (talenta) ataukah ia lahir melalui pembentukkan?
Semua itu benar, ada yang Allah berikan talenta alami, ketika mengamati
sesuatu ia langsung bisa menulis puisi. Apalagi
ketika jatuh cinta, itu paling mudah menggerakkan seseorang untuk menuliskan
perasaannya. Nah, bagaimana mengkondisikan setiap momentum sesuai dengan
intinya sehingga memudahkan ia merespon
menjadi sebuah produk. Setiap manusia mempunyai talenta dasar untuk memproduksi
sesuatu yang bersumber dari suara hatinya. Sedang teori penulis yang mengatakan
,” Tulislah apa yang ada di hatimu, dan tulislah apa yang ada di pikiranmu serta jangan ragu buatlah dengan
kalimatmu sendiri ”. ketika kita berhadapan dengan ukuran-ukuran nilai apakah
sebuah tulisan itu berkualitas dalam arti hanya tingkat lokal atau nasional dan
lain sebagainya, maka di sinilah kita memerlukan pembelajaran. Talenta tidak akan memenuhi syarat itu
kecuali dengan proses yang tidak mudah, pendidikan formal itulah yang akan
menuntun kita pada kapasitasnya.
3.
Bagaimanakah cara membentuk pemuda yang proaktif dan produktif ?
cara
membentuknya bisa dengan formal dan non-formal, non-formal yaitu melatih apa
yang ada didalam hati kemudian ditulis ,dikirimkan, ditempel sendiri, dan menjadi
kreatifitas, hingga orang lain dapat menilai. Sedangkan secara formal yaitu
melalui lembaga pendidikan.