Minggu, 04 November 2012

Berislamlah Dan Ekspresikan Islammu!

Ekspreis Kambing Ganteng
Entah apa yang tengah terjadi dengan Zaenab. Ia mulai merubah gaya berpakaiannya. Kerudung besar kini sudah tak lagi menghiasi kepalanya. Bahkan hampir saja kerudung mungil dan tipis yang kini melilit lehernya justru memperlihatkan dengan jelas lekuk leher dan pundaknya. Warna pakainnya pun kini berwarna-warni, meriah dan ceria seceria tingkah dan gelak tawanya. Zaenab yang dulu dikenal sebagai muslimah pendiam, santun dan pemalu saat bertemu dengan lawan jenis telah berubah menjadi sosok gadis yang ceriwis, jail dan berani bercanda ria dengan lawan jenis. Bahkan tak hanya dirinya yang mulai berubah, namanya pun berubah menjadi Zee Jik Su, seperti nama artis korea yang kini tengah digandrungi remaja.
Sejak duduk di bangku kuliah, Zaenab yang mantan aktivis rohis di SMA, rupanya terpengaruh dengan pergaulan negatif para mahasiswa. Pergaulan dengan teman-teman kampus yang serba gaul dan glamour membuatnya harus ber’adaptasi’ mengikuti gaya mereka. Dari mulai model berpakaian, gaya bicara hingga tingkah lakunya sudah mulai ke korea-koreaan atau kebarat-baratan.
Zaenab bukanlah satu-satunya remaja muslimah yang mulai kehilangan identitas keislamannya dan beralih latah mengikuti gaya hidup barat ataupun korea. Di sana masih banyak lagi zaenab-zaenab yang lain. Mereka adalah para korban perang budaya yang dilancarkan oleh Barat ke dalam tubuh umat Islam melalui senjata media. Tujuannya jelas merusak akhlak generasi muslim dan menjauhkan mereka dari agama Islam.
Apa yang menimpa zaenab dan kawan-kawan sejenisnya sebenarnya tak perlu terjadi jika para pemuda muslim memiliki dasar afiliasi keIslaman yang kuat dan kekuatan imannya tersebut menemukan tempatnya dalam komunitas yang mendukung. Dalam hal ini, seorang muslim harus mulai mempertanyakan kembali mengapa dia memeluk Islam dan bagaimana seharusnya dia mengaktualisasikan keislamannya.
Seorang muslim/ah harus mengetahui dengan baik basis identitasnya dan elemen-elemen yang membentuk kepribadian individulanya sebagai muslim. Sehingga jika memiliki kekuatan dan jari diri, dengan sendirinya akan menghadirkan imunitas yang kuat ketika bergaul dan berinteraksi dengan budaya-budaya lain. Dengan kekuatan imunitas inilah seorang muslim/ah dapat memilah mana yang harus diambil untuk kemudian diberikan pada umat dan mana yang harus dibuang untuk menjaga identitas umat.
Imunitas itu tentu hanya mungkin tumbuh dan terjaga ketika seorang muslim/ah memahami dengan betul ajaran Islam sebagai basis identitas. Untuk itu, Ia harus terus terlibat aktif dalam aktifitas Islami dan berada dalam lingkungan Islami. Aktif mengikuti kajian-kajian Islami dan bergaul dengan sesama aktifis muslim. Dalam tahap inilah dia berusaha membentuk kembali dasar afilisinya dalam Islam.
Namun seorang muslim/ah tidak hanya dituntut untuk menjadi shalih secara pribadi. Ia harus bergerak lebih maju menuju tahap shalih secara sosial dengan mengaktualisasikan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Setiap kata yang keluar dari lisan harus menjadi wujud keIslamannya. Begitu juga dengan sikap, tingkah laku dan cara berpakaiannya harus merupakan  ekspresi kecintaannya akan Islam.
Pada dasarnya ketika seorang menjadi muslim/ah, maka semua perangkat yang melekat dalam tubuhnya adalah alat untuk mendakwahkan Islam. Lisannya, perilakunya dan pakaiannya adalah daya tarik dakwah Islam. Untuk itu setiap muslim harus berpikir dalam kerangka da’i.
Siapapun yang berbicara dengannya, mendengarkannya dan melihatnya akan mendapatkan pancaran keIslaman. Yang lemah imannya akan kuat ketika bertemu dengannya. Yang kuat imannya akan semakin kuat bersamanya. Bahkan yang belum tersentuh hidayah Islam akan memeluk Islam saat bergaul dengannya.
Untuk itu alangkah indahnya ketika sebuah lingkungan dakwah tumbuh dalam komunitas kita. Dengan membangun kembali afiliasi kita dalam beragama akan menguatkan ‘aqidah kita sehingga kita tidak malu mengeksrepsikan Islam atau latah menggandrungi budaya non Islam. Dan dengan menciptakan ekspresi keIslaman diantara kita semakin menguatkan terbentuknya keshalihan pribadi dan keshalihan kolektif. Mari kita mulai berIslam dengan benar lalu mengekspresikannya.

(Taufiqur Rahman)

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Menulis Komentar/Saran/Masukan

Jazakallah Khair....

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More